Senin, 06 April 2009

Tafakur Proses kreatif

Asik banget jadi orang iklan, bayangin aja dengan kata, dengan visual yang menggoda bisa mempengaruhi persepsi pemirsa, apa yang dibikin oleh creative director, art director, copy writer adalah dari proses berpikir.

Berpikir dalam hal ini sebenarnya sebuah proses ber‘tafakur’, dimana orang kreatif mengeksplorasi pikirannya buat menghasilkan pesan-pesan iklan yang sesuai dengan target audiennya.

Tafakur dengan bersungguh-sungguh, kontemplasi, berproses untuk menemukan gagasan abstrak menjadi sebuah konsepsi harapan dan kenyataan, konsepsi dari yang tiada menjadi bentuk nyata, dari kehidupan dunia menuju kehidupan akherat.

Begitu pun pesan iklan diciptakan melalui proses tafakur, setiap insan kreatif berbeda-beda dari proses mencarian gagasan, ide, creative concept, strategy. Perbedaan dalam hal kedalaman, pengalaman, kemampuan, kondisi emosional dan intelektual, keyakinan juga kedalaman keimanannya. “…Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,” (QS 2: 219), 6:50, 16:11,44 dan 69.

Sinonim Tafakur (berpikir) didalam Al Quran ada beberapa istilah, seperti; Perhatikanlah (Nazhar), Memahami (Tabashshur), Merenungkan (Tadabbur), Sungguh-sunguh (Tafaqquh), Camkan (Tadzakkur), Pembelajaran (I’tibar), Temukan (Ta’aqqul), Simbolis (Tawassum).

Kalau dilihat banyaknya sinonim tafakur tersebut, kayaknya bisa dipakai sebagai proses berpikir kreatif. Teknik berpikir kreatif buat melengkapi teori Graham Wallis yang menggunakan fenomena pikiran “bawah sadar” atau intuisi ini dengan memakai 4 tahapan:

Tahap persiapan. Orang iklan menentukan target audien, mengumpulkan informasi yang terkait dengan brand, benefit produk, riset, dan analisis kompetitor.

Tahap inkubasi. Dari data yang ada, insan kreatif membiarkan pikiran bekerja di belakang layar dalam beberapa menit, minggu, atau bahkan perlu waktu yang lama.

Tahap iluminasi. Ide-ide bermunculan dari pikiran yang menyediakan dasar untuk respons kreatif yang berlangsung singkat dan sering berupa inspirasi selintas.

Tahap verifikasi. Menemuan ide diuji untuk menentukan apakah ide yang diperoleh dari tahap sebelumnya memenuhi kreteria brief yang didapat dari client.

Dalam Al Quran terdapat banyak sekitar 18 kali disebut sebagai proses berpikir, untuk hal ini hanya 8 yang urai, seperti:

Nazhar bisa diterjemahkan memperhatikan, memperhitungkan terhadap peta persaingan, bahwa kita diminta melihat peluang maupun celah pemasaran yang sudah ada, baik yang ada di atas maupun di bawahnya terhadap karakter produk yang akan diiklankan.

Katakanlah: “Perhatikanlah yang ada di langit dan di bumi” QS Yunus [10]: 101).
Tidakkah mereka memperhatikan kekuasaan Tuhan atas langit dan bumi dan segala yang telah diciptakan Tuhan
(QS Al- Araf [7]: 185)

Tabashshur artinya memahami, dapat dimaknai sebagai totalitas untuk menggali kekuatan dan memahami kelemahan dari produk/brand yang sudah ada, sehingga dapat mengetahui USP, menentukan posisioning, strategi membangun kesadaran konsumen yang bisa diterima oleh akal, rasional atau emosional.
Katakanlah: Inilah jalanku: berdasarkan pemahaman yang sadar yang dapat diterima oleh akal, aku menyeru kalian kepada Allah, aku dan siapa saja yang mengikutiku.” (QS Yunus [10}: 108)

Tadabbur bermakna merenungkan, brief yang diterima dari client di baca dengan sebaik-baiknya untuk direnungkan, memperhatikan detail mandatorisnya, menganalisa gagasan agar pesan-pesan yang lahir bisa dipahami oleh target auiden, konsumen pun akan mencamkan pesan iklan ke dalam hatinya.
“… agar manusia merenungkan pesan-pesannya, dan agar mereka yang berakal sehat dapat mencamkannya dalam hati.” (QS Shad [38]: 29)

Tafaqquh berarti sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam memahami brief, data, informasi, hasil riset dari ACNielsen atau RSI (Research Survey Indonesia) maupun pengamatan langsung terhadap perilaku konsumen untuk mendapatkan data yang valid, dengan begitu bisa menangkap keinginan yang menjadi kebutuhan target market. Benar adanya, bahwa konsumen sangat memerlukan produk yang diiklankan.
“Perhatikanlah berapa banyak penjelasan yang Kami berikan kepada ayat-ayat ini agar mereka bersungguh-sungguh memahami kebenaran.” (QS Al-An’am [6]:65)

Tadzakkur bermakna camkan. Mencamkan dalam pikiran atau hati sebagai spirit dalam menghayati produk/brand yang sedang ditangani, bila perlu kita pakai, dicoba, dirasakan untuk mengenal karakteristik produk secara totalitas, agar kita merasakan menjadi bagian dari produk itu sendiri.
“Dan Dia menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mencamkannya dalam pikiran.” (QS Al-Baqarah [2]: 221)
“Sungguh, Kami telah menguraikan ayat-ayat ini kepada orang-orang yang mau mencamkan dalam hati.” (QS Al-Ra’d [13]: 19)

Mencamkan produk dengan kesungguhan hati, bisa jadi pesan-pesan kreatif yang lahir sesuai fitrahnya, sesuai dengan kebutuhan konsumen, iklan yang disampaikan ke khalayak akan menancap di hati.

I’tibar artinya pembelajaran, dengan mengenal produk competitor kita dapat mengambil pelajaran yang lebih baik lagi. Produk dengan berbabagi merek dibedah satu-persatu, di komparasi mulai dari harga sampai benefitnya, dari kelemahan sampai kelebihan kompetitor untuk dianalisis secara kritis, tajam dan akurat sehingga tidak membuat kesalahan yang sama atau membuat ide kreatif yang sudah dilakukan oleh produk/brand lain.
“Perhatikanlah, sesungguhnya terdapat suatu pelajaran bagi mereka yang berpandangan tajam.” (QS Al-Imran [3]: 13)

Pembelajaran yang dituntut selalu berpikir kritis dan tajam terdapat juga di QS Al-Nur [24]: 44, QS Al-Hasyr [59]:2, QS Yusuf [12]: 111, QS Al Qamar [54]: 51.

Ta’aqqul bermakna temukan, sebagai orang kreatif diharapkan berpikir dengan benar, lurus, jujur dalam menemukan ide. Mengoptimalkan panca indera, mendayagunakan mata, teliga dan hati dengan mendengarkan keinginan target market.

Bayangkan jika sesuatu ide yang ditemukan tidak dilandasi oleh kejernihan hati dan memahami target audien dengan hati yang benar. Tentu, ide yang kreatif malahan menimbulkan kemudaratan bagi khalayak, pesan iklan bisa menuai polemik di masyarakat.
“Lalu, apakah mereka tidak pernah melakukan perjalanan di muka bumi agar hati mereka menemukan kebijaksanaan dan menyebabkan telinga mereka mendengar.” QS Al Hajj [22]: 46, QS Al A’raf [7]: 179 dan QS Al-Anfal [8]: 22 yang berpesan: “Sesungguhnya, yang paling buruk di antara semua makhluk di sisi Allah adalah mereka yang tuli dan bisu, yang tidak menggunakan akal mereka.”

Tawassum bisa diterjemahkan simbolis, dimana seorang kreatif mampu membaca tanda-tanda yang tersirat maupun yang tersurat, baik yang melekat pada produk atau brand maupun yang terlihat, hal ini dapat diasumsi dengan intuisi atau melalui imajinasi dalam mengeksloprasi gagasan, mungkin kalau menurut istilah Budiman Hakim, lanturan tapi relevan.
“Sungguh, dalam semua ini terdapat pesan bagi mereka yang dapat membaca tanda-tanda.” QS Al Hijr [15]: 75

Problematika, masalah, kasus memasarkan produk dengan mengemasnya menjadi pesan iklan yang asyik dan mengelitik hasrat konsumen, menjadi tantangan adrenalin sang kreator periklanan.

Betapa banyak peringatan Allah yang Maha Kreatif tentang menggunakan pikirannya mengingatkan kepada insan kreatif mendayagunakan pikirannya untuk menciptakan pesan- iklan yang sehat dan memberi martabat. (Diolah oleh eki thadan dari buku Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif Berdasarkan Metode Qurani, Penulis : Jamal Badi dan Mustapha Tajdin)

Tidak ada komentar: