Sabtu, 31 Oktober 2009

JOURNAL TEI 2009


Indonesia Unlimited”

Trade Expo Indonesia (TEI) 2009 diselenggarakan oleh Departemen Perdagangan RI, dalam hal ini Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) berlangsung dari 28 Oktober – 1 November 2009. Salah satu tujuannya ialah sebagai kegiatan ‘Nation Branding’ dalam membangun citra Indonesia bagi para eksportir Indonesia dan pembeli mancanegara.

TEI berlangsung di Arena Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, dengan

tema ”Indonesia Unlimited” menekankan pentingnya Indonesia sebagai mitra dagang yang memiliki keragaman produk dan jasa kreatif tak terbatas, seperti; teknologi informasi, fashion, kerajinan, perhiasan dan aksesoris, perlengkapan kantor dan kertas, produk tekstil, material bangunan, gelas dan keramik, produk holtikultura, furniture, elektronik, alas kaki, peralatan medis, bumbu-bumbu, dan juga jasa seperti animasi, permainan interaktif serta jasa arsitektur.

Segala aktivitas pameran, seminar, pertemuan bisnis, kontak dagang maupun transaksi yang terjadi di dalam arena TEI 2009 diliput oleh reporter kemudian dipublikasikan melalui JURNAL TEI yang terbit lima hari, selama acara berlangsung.

JURNAL TEI berjumlah 8 halaman ukuran A4 dicetak full color dibagi-bagikan secara gratis kepada pengunjung, buyer, peserta pameran dan didistribusikan ke Departemen, Lembaga Negara yang terkait, Organisasi profesi, Kedutaan besar negara asing, dan hotel-hotel tempat penginapan para delegasi dan buyer dari berbagai negara.

METAFORMA COMMUNICATION (Metaforma Internusa) selaku koordinator penerbitan JURNAL TEI didukung oleh wartawan senior dari berbagai media yang berpengalaman, mengemasnya dalam bahasa yang lugas dan informatif

Isi JURNAL TEI dibaca oleh pengunjung maupun buyer sebagai panduan sebelum melakukan transaksi. Informasi kebijakan maupun relegusi yang disampaikan Menteri Perdagangan RI, Mari Elka Pangestu melalui JURNAL TEI menjadi acuan yang dikutip oleh media-media nasional maupun internasional.

METAFORMA COMMUNICATION menangani JURNAL TEI mulai dari perencanaan isi, pengumpulan bahan liputan, pemotretan, penulisan, desain sampai pra cetak sampai pencetakan dan pendistribusian.

Jurnal Trade Expo Indonesia dapat dibaca di http://www.tradexpoindonesia.com/en/document-download/journals/

Jumat, 07 Agustus 2009

seminar MENGATASI MASALAH ITU, MUDAH


Situasi krisis ekonomi belum pulih benar, sehingga setiap individu, keluarga ataupun masyarakat memiliki masalah, masing-masing mempunyai persoalan yang berbeda-beda. Setiap hari masalah datang silih berganti, masalah satu belum selesai muncul masalah baru, terkadang mengatasi masalah justru menimbulkan masalah yang lain. Semakin hari, masalah bertambah ruwet, bikin bingung, stress...

Masalah itu bisa berupa persoalan kebutuhan ekonomi, percekcokan keluarga, perseteruan antar saudara, konflik hubungan antara orang tua dan anak, perselisihan kerjasama dengan mitra bisnis, keretakan rumah tangga dengan adanya wanita/pria idaman lain, perselingkuhan, perceraian dan bermacam problem lainnya.

Bagaimana tips dan trik ’Mengatasi Masalah Itu, Mudah’, Prof. Dr. H. Ahmad Husain Asdie (FK UGM), M. Fauzil Adhiem dan Moderator Rina Gunawan akan berbagai pengalaman pada hari Sabtu, 15 Agustus 2009 di Galeri II TIM Jakarta pk 09.00 – 13.00 Wib.

Acara ini diselenggarakan oleh BMH (Baitul Maal Hidayatullah) bekerjasama dengan METAFORMA event organizer, Seminar setengah hari ini hanya penampung 500 orang peserta. Kontribusi Rp60 ribu mendapat gratis Selai SELABU, majalah HIDAYATULLAH dan Asuransi Accident Jiwasraya.

Kerjasama yang keduakalinya antara METAFORMA dengan BMH ini bertujuan untuk; 1. Memberikan kesadaran bahwa masalah tak perlu dihindari tetapi disikapi. 2. Menanamkan keyakinan bahwa dibalik kesusahan ada kemudahan. 3. Menumbuhkan kepercayaan bahwa mengatasi masalah itu mudah.

PENDAFTARAN, BMH: 021- 9308 2804, 7975770, (TRI) 0813 8008 9392, 021-3376 3143 METAFORMA: (ANNA) 021 9193 6094 (EKI) 0813 8371 3210

Pembayaran melalui BCA, AC.: 553.0111.999 an Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (Bukti transfer di Fax 021-7975614) Bukti transfer HARAP DIBAWA pada saat acara.

Kamis, 06 Agustus 2009

STAND HORTIKULTURA TAMPIL OPTIMAL




Pekan Flori & Flora Nasional 2009 di Tangerang City, Kota Tangerang, Banten. Tanggal 24 – 29 Juli lalu, dibuka oleh Menteri Pertanian Dr. Anton Apriyantono berlangsung meriah, Direktorat Hortikultura sebagai salah satu pelaksana penyelenggara, ikut berpartisipasi membuka stand.

Stand Hortikultura dirancang oleh tim kreatif METAFORMA COMMUNICATIONS, Eki Thadan, Evelin Sabrina, Eka Sumbada Anggara, mendesain ruang pamer ukuran 3x4 m sebanyak 5 stand yang panjangnya disatukan menjadi 3 x 20 m. Desain yang pada mulanya disesuaikan dengan dana terbatas, ketika melihat tampilan desain yang minimalis, Direktur Jenderal Hortikultura Dr. Ir. Ahmad Dimayati, MS) pada tanggal 19 Juli (6 hari sebelum acara) rapat bersama para direktur, mengatakan, ”walaupun waktunya terlambat stand horti sebaiknya tampil lebih maksimal dan optimal, mengingat pameran PF2N sebagai ajang unjuk prestasi kinerja Direktorat Hortikultura 2004 – 2009.”

Tim METAFORMA COMMUNICATIONS menuangkan konsep Pembangunan Hortikultura 6 Pilar yang digagas oleh pak Dimyati, tervisual dalam bentuk ruang stand pemeran, panel, monitor LCD. Panel-panel dan informasi di dalam LCD diolah dari data-data yang diperoleh dari direktur budidaya tanaman hias (Ir. Agus Wediyanto, M.Sc), direktur budidaya tanaman buah (Ir. Winny Dian Wibawa, M.Sc), direktur budidaya tanaman sayuran & biofarmaka (Dr, Muchjidin Rachmat, MS), direktur perlidungan tanaman hortikultura (Ir Soekirno, M.Si), direktur perbenihan & sarana produksi (Ir. Nana Laksana Ranu, MS).

Data dan informasi dalam bentuk tabel, bagan atau laporan kegiatan yang baku itu diolah menjadi panel-panel dengan visual yang menarik, kreatif, efisien dan efektif.

Kamis, 11 Juni 2009

OBH TROPICA Semriwiiing










Perubahan iklim yang terjadi tiba-tiba, membuat temperatur suhu udara mendadak berubah, dari musim hujan beralih ke musim panas (kemarau), akibatnya stamina tubuh kita tidak prima, sehingga mudah terserang penyakit, salah satunya adalah penyakit batuk. Batuk bisa menyerang siapa saja, tidak pandang bulu, batuk sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi jika kita berada di tengah keramaian, di dalam bis, di dalam ruang lift, waduhh... rasanya malu.

Batuk biasanya disertai dengan penyakit lain seperti; influenza, pilek, demam, dan sakit kepala. Namun, batuk juga bisa timbul akibat peradangan pada paru-paru, misalnya penyakit tuberculosis (TBC). Batuk terbagi menjadi dua tipe, yaitu batuk kering dan batuk berdahak. Batuk kering dikarenakan sensitivitas pada bulu-bulu getar di tenggorokan, misalnya jika timbul alergi. Sedangkan batuk berdahak yang disertai dengan keluarnya lender berasal dari peradangan pada paru-paru.

Banyak Obat Batuk Hitam (OBH) yang beredar di pasaran, salah satunya OBH TROPICA untuk dewasa, yang mempunyai rasa menthol segar semriwing terdiri dari; OBH TROPICA EXTRA meredaka batuk dan pilek, OBH TROPICA EXPECTORANT meredakan batuk berdahak, OBH TROPICA PLUS meredakan batuk, sakit kepala, hidung tersumbat, demam karena inflensa. Selain itu ada OBH TROPICA untuk anak-anak yang terdiri dari; OBH TROPICA PLUS rasa jeruk, OBH TROPICA PLUS rasa strawberry dan OBH TROPICA EXPECTORANT rasa madu.

METAFORMA COMMUNICATIONS merancang iklan media cetak OBH TROPICA, iklan OBH TROPICA dewasa menggunakan model Andre Stinki dengan tagline ”uhuk... Uhuk... Uhuuk....! jadi Aaaaah Rasa Menthonya Seemriwiiiiing...! telah dipublikasi melalui media cetak, SINDO, BINTANG, WANITA INDONESIA dan beberapa media cetak liannya.

Jumat, 01 Mei 2009

PEGADAIAN Media Print
















Di sela-sela shooting PERUM PEGADAIAN dengan menggunakan seleb Krisdayanti dan Dude Herlino dilakukan pemotretan, hasil foto diperuntukan untuk media cetak, billboard, panel angkutan bus kota, jembatan penyeberangan, banner dan media promosi lainnya. METAFORMA COMMUNICATION mengolah desain grafis dengan detail dan teliti, sehingga hasil bidikan Sugeng Prastowo tampak lebih fresh...

Jumat, 17 April 2009

Kerabat PEGADAIAN


Pada Maret 2009 ini di layar kaca diramaikan dengan iklan TV terbaru dari PERUM PEGADAIAN yang menggunakan artis seleb Krisdayanti dan Dude Herlino. Iklan ini sangat gencar dan atraktif, ditingkahi dengan jingle musik yang sangat enak didengar.

Iklan TV Perum Pegadaian ini adalah hasil produksi METAFORMA PRODUCTION yang dibesut selama 2 hari, yaitu 21 dan 22 Desember 2008, dan selesai semua proses pengerjaannya pada pertengahan Januari 2009. Lokasi shootingnya di 3 tempat, yaitu Lapangan rumput Cinere, Studio ‘Gudang’ Cililitan dan Singai Citarik Sukabumi.

Tim inti METAFORMA PRODUCTION terdiri dari Suryo Kusumanto [Copywriter], Eki Thadan [Art Director] dan Rukidargo [Marketing & Producer]. Sutradara yang menangani pembuatan iklan TV Pegadaian ini adalah seorang ibu muda yaitu Ananda Citra, dibantu kameraman Fajar Subekti. Total ada 3 versi yang dapat dikerjakan dalam 2 hari shooting itu, yaitu Versi ‘Layang Layang’, ‘Dude Cloning’ dan ‘Telepon’. Post Productionnya digarap di G1 Studio dan Komando Post, sedangkan aransemen musiknya dipercayakan pada Mas Agus dari Studio G16.

Secara keseluruhan proses shooting selama 2 hari ini, Alhamdulillah, berjalan lancar, baik saat shooting di Jakarta maupun Sukabumi, padahal hari hari itu adalah hari hari dimana hujan selalu turun dengan deras dan merata. Dengan selalu memohon agar diberi yang terbaik pada Allah SWT, semua halangan dan hambatan pun terlampaui sudah. Kini adalah saatnya menyaksikan dengan rasa syukur saat iklan TV Pegadaian on air di layar kaca...
“Hai kerabat gapai cita dan cita, lewati suka dan duka... saling beri manfaat, itulah arti kerabat...”

METAFORMA PRODUCTION insya Allah siap menangani lagi produksi iklan TV, Print, Radio dan berbagai materi komunikasi periklanan yang lain dengan profesionalisme yang tinggi. Kami tunggu produk-produk Anda...

Rabu, 15 April 2009

Jurnalis Independen Menyuarakan Aspirasi Rakyat


Aku Wartawan Merdeka


Wartawan, jurnalis, pewarta atau apapun istilahnya, tentu memiliki naluri untuk menyampaikan sesuatu kabar, suatu peristiwa yang manarik bagi masyarakat melalui berbagai media, cetak, radio, tv, internet, hp. Naluri menyampaikan kabar berita terkadang terkontaminasi oleh kepentingan politik, ideologi, sara, industri, kapitalis dan kepentingan isu-isu lainnya.

Buku ’Aku Wartawan Merdeka’ yang ditulis oleh para wartawan harian ’Merdeka’, milik BM Diah. ’Aku Wartawan Merdeka’ dipersembahkan untuk generasi jurnalis sekarang dan masa mendatang. Berisi tentang spirit perjuangan, kebebasan, pengabdian dengan segala keterbatasan yang ada, fasilitas yang minim, dalam tekanan situasi politik, tetapi masih berani menyuarakan kata merdeka, berani menyampaikan aspirasi, berani menyuarakan inspirasi rakyat.

Spirit wartawan ’Merdeka’ sebenarnya tidak pada medianya, tetapi pada kemerdekaan, kebebasan dan sikap independen. Kebebasan yang berpihak kepada kepentingan kemanusiaan, kebangsaan untuk kemaslahatan umat Indonesia dan warga dunia. Contohnya, BM Diah telah berjasa mendamaikan pertentangan Blok Barat dengan Blok Timur, mencairkan hubungan Uni Soviet dengan Amerika Serikat. Jurnalisme Damai sudah dipelopori oleh BM Diah dan ditularkan ke teman-teman wartawan ’Merdeka’.

Kata ’Merdeka’ memiliki makna yang berdimensi luas, sebuah makna yang dituntut untuk bersikap dan bertindak dengan penuh tanggung jawab, karena setiap informasi yang tersiar dan tersebar akan berdampak kepada masyarakat, bangsa dan negara yang juga berkorelasi dengan agama. Karena, setiap tindakan dalam penyebaran berita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Sang Pencipta, Tuhan Semesta Alam....!

Beberapa nama yang pernah jadi wartawan di harian ’Merdeka’ adalah; Herawati Diah (istri BM Diah), Tribuana Said (Direktur Lembaga Pendidikan Dr Sutomo), Harmoko (mantan Menpen), Asro Kamal Rokan (mantan direktur LKBN Antara), Yanto Sugiarto (mantan Pemred RCTI), Neta S. Pane (Ketua Presidium Indonesia Police Watch), Krisna Wijaya (mantan Direktur BRI), Pramudi Said (Pemred Skh Waspada Medan, Eki Thadan (mantan Art Director Triwira Advertising yang menggagas iklan produk SHARP, OBH TROPICA) dan masih banyak lagi.

Bagi para jurnalis muda (apapun medianya), Buku ’Aku Wartawan Merdeka’ layak dibaca untuk dijadikan referensi dan inspirasi...

Senin, 13 April 2009

Mereka Bicara Mega



Megawati Soekarnoputri maju lagi, mecalonkan diri sebagai presiden 2009-2014, berbagai cara untuk mendongkrak pencitraan telah dilakukan, salah satunya dengan menerbitkan buku testimony yang berjudul ‘Mereka Bicara Mega’, berisi komentar dari berbagai kalangan pengamat, tokoh, politisi, agamawan dan budayawan.

Aku ikut menjadi salah seorang tim penyusun, temanku, Agus Priyanto (wartawan Neraca dan majalah Tropis) memintaku untuk membantu menulis komentar tokoh-tokoh tentang Megawati. Mas Zainun Ahmadi, selaku editor memberi pengarahan dan sudah menentukan daftar nama-nama tokoh yang akan diwawancari, aku pun menyanggupi. Disela-sela kesibukkan mengelola METAFORMA COMMUNICATIONS aku berhasil mewawancarai WS Rendra, Sutiyoso (Mantan Gubernur DKI Jakarta), Jalaluddin Rakhmat, Ismail Yusanto (Sekjen Hizbut Tahir Indonesia), Hj Tuti Alawiyah, Syamsul Mu’arif (Mantan Menkoinfo), Bursah Zarnubi (Ketua Umum Partai Bintang Reformasi).

Inilah kutipan mereka:

WS Rendra, “Megawati harus mengembangkan jiwa nasionalisme, menumbuhkan rasa patriotisme terhadap bangsa dan Negara, sebab sekarang adalah sekrisis-krisisnya keadaan di segala bidang. Mulailah dengan membangkitkan local wisdom di daerah-daerah, agar tata nilai budaya tetap terpelihara dengan baik.”

Jalaluddin Rakhmat, “Bu Mega dan Benazir Bhuto, bagai pinang dibelah dua, banyak kemiripan; keduanya berasal dari keluarga mantan presiden. Tapi satu hal yang harus dimiliki Bu Mega sebagaimana Benazir, yaitu keberaniannya mengambil risiko sebesar apapun.”

Letjen Sutiyoso, “ Megawati harus bisa menghadirkan kebijakan untuk kesejahteraan rakyat. Jangan sampai membuat kebijakan yang salah, tidak salah pun bisa di demo habis-habisan. Bayangkan, selama 10 tahun saya jadi Gubernur DKI Jakarta terjadi 5.000 kali aksi demo.”

Ismail Yusanto, ”Mega memiliki kharisma yang dapat dijadikan landasan sebagai amar ma’ruf nahi mungkar. Jangan sampai kemudian justru mengubahnya menjadi amar mungkar nahi ma’ruf.”

Hj. Tutty Alawiyah, ”Tampilnya Mega sebagai presiden, awalnya mengundang kontroversi, tetapi dalam perjalanannya, sebagai pemimpin bangsa Mega dapat dipahami oleh masyarakat muslim.”

Syamsul Mu’arif, “Apa yang menjadi persoalan sehingga PDI P kalah dalam pemilu 2004 dan juga kalah dalam pemilihan presiden? Saya berpendapat, salah satu di antaranya adalah menyangkut perekrutan kadernya di legislatif dan kepengurusan partai.”

Bursah Zarnubi, ”Mega perlu melakukan evaluasi terhadap partai. Sebagai salah satu partai politik terbesar tentu banyak yang bertanya, mengapa selalu saja ada kader elite yang melakukan eksodus?”

Selasa, 07 April 2009

Buku Selamat Jalan Pak Harto



Obituari Soeharto: Kisah Bangsa dalam Nestapa

Minggu, 27 Januari 2008, Jenderal Besar yang lama menderita sakit itu menghembuskan napas terakhirnya. Langit Indonesia pun berselimut kabut duka, HM Soeharto mangkat dalam usia 87 tahun.

Betapa tidak, berita tentang penguasa NKRI selama lebih dari tiga dasawarsa itu menjadi headline hampir di seluruh media nasional dan lokal, baik cetak maupun elektronik. Ucapan belangsungkawa pun datang dari para pemimpin negara di berbagai belahan dunia. Bahkan, prosesi pemakaman Smiling General itu dinilai sebagai yang terbesar setelah Bung Hatta karena mendapat sambutan rakyat dan sedu-sedan tangis penduduk di se-antero negeri ini. Sampai-sampai, kini komplek Istana Giri Bangun menjadi lokasi wisata ziarah yang banyak dikunjungi warga.

Karena itu, tak mengherankan bila banyak rakyat yang merindukan kepemimpinan Soeharto jika melihat kondisi perekonomian negara saat ini. Menurut pengamat ekonomi dan politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Hadi Soesastro, keberhasilan Pak Harto menangani ekonomi-politik dapat dijadikan catatan positif bagi Indonesia.

Dia berpendapat, kebijakan Soeharto selama 32 tahun memimpin, lebih banyak diarahkan pada pembangunan berbasis ekonomi kerakyatan. Sehingga wajar bila ekonom Pande Radja Silalahi menyimpulkan, tak ada yang dapat menyangkal sukses pembangunan ekonomi Pak Harto.

Di bidang politik, pemerintahan Orde Baru tergolong kuat karena selain memiliki sistem kepemimpinan yang tegas juga dikawal figur-figur menteri yang memiliki kesamaan pandangan.

Dalam hal diplomasi, kepemimpinan Soeharto mendapat sorotan dunia karena berhasil memperbaiki kembali hubungan Indonesia-Malaysia setelah sempat konfrontasi, serta amat berperan dalam meningkatkan stabilitas keamanan regional ASEAN dan Asia Pasifik.

Tanpa kritik dan penuh sanjungan, buku yang diluncurkan hanya sebulan pasca wafat Pak Harto ini mencoba menceritakan tentang kisah sebuah bangsa yang dirundung duka setelah ditinggal "pemimpin besar"-nya. Karya setebal 493 ini secara panjang lebar mendokumentasikan obituari: penggalan-penggalan perjalanan hidup dan kisah sukses Bapak Pembangunan itu. (Yudhiarma/ http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=194863)

Judul : Selamat Jalan Pak Harto
Penulis : Sugiono MP
Editor : Prof Dr Syamsuddin Mahmud
Penerbit : Suco
Cetakan : Maret 2008
Desain Sampul : Eki Thadan
Isi : 493 Halaman

Senin, 06 April 2009

Tafakur Proses kreatif

Asik banget jadi orang iklan, bayangin aja dengan kata, dengan visual yang menggoda bisa mempengaruhi persepsi pemirsa, apa yang dibikin oleh creative director, art director, copy writer adalah dari proses berpikir.

Berpikir dalam hal ini sebenarnya sebuah proses ber‘tafakur’, dimana orang kreatif mengeksplorasi pikirannya buat menghasilkan pesan-pesan iklan yang sesuai dengan target audiennya.

Tafakur dengan bersungguh-sungguh, kontemplasi, berproses untuk menemukan gagasan abstrak menjadi sebuah konsepsi harapan dan kenyataan, konsepsi dari yang tiada menjadi bentuk nyata, dari kehidupan dunia menuju kehidupan akherat.

Begitu pun pesan iklan diciptakan melalui proses tafakur, setiap insan kreatif berbeda-beda dari proses mencarian gagasan, ide, creative concept, strategy. Perbedaan dalam hal kedalaman, pengalaman, kemampuan, kondisi emosional dan intelektual, keyakinan juga kedalaman keimanannya. “…Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,” (QS 2: 219), 6:50, 16:11,44 dan 69.

Sinonim Tafakur (berpikir) didalam Al Quran ada beberapa istilah, seperti; Perhatikanlah (Nazhar), Memahami (Tabashshur), Merenungkan (Tadabbur), Sungguh-sunguh (Tafaqquh), Camkan (Tadzakkur), Pembelajaran (I’tibar), Temukan (Ta’aqqul), Simbolis (Tawassum).

Kalau dilihat banyaknya sinonim tafakur tersebut, kayaknya bisa dipakai sebagai proses berpikir kreatif. Teknik berpikir kreatif buat melengkapi teori Graham Wallis yang menggunakan fenomena pikiran “bawah sadar” atau intuisi ini dengan memakai 4 tahapan:

Tahap persiapan. Orang iklan menentukan target audien, mengumpulkan informasi yang terkait dengan brand, benefit produk, riset, dan analisis kompetitor.

Tahap inkubasi. Dari data yang ada, insan kreatif membiarkan pikiran bekerja di belakang layar dalam beberapa menit, minggu, atau bahkan perlu waktu yang lama.

Tahap iluminasi. Ide-ide bermunculan dari pikiran yang menyediakan dasar untuk respons kreatif yang berlangsung singkat dan sering berupa inspirasi selintas.

Tahap verifikasi. Menemuan ide diuji untuk menentukan apakah ide yang diperoleh dari tahap sebelumnya memenuhi kreteria brief yang didapat dari client.

Dalam Al Quran terdapat banyak sekitar 18 kali disebut sebagai proses berpikir, untuk hal ini hanya 8 yang urai, seperti:

Nazhar bisa diterjemahkan memperhatikan, memperhitungkan terhadap peta persaingan, bahwa kita diminta melihat peluang maupun celah pemasaran yang sudah ada, baik yang ada di atas maupun di bawahnya terhadap karakter produk yang akan diiklankan.

Katakanlah: “Perhatikanlah yang ada di langit dan di bumi” QS Yunus [10]: 101).
Tidakkah mereka memperhatikan kekuasaan Tuhan atas langit dan bumi dan segala yang telah diciptakan Tuhan
(QS Al- Araf [7]: 185)

Tabashshur artinya memahami, dapat dimaknai sebagai totalitas untuk menggali kekuatan dan memahami kelemahan dari produk/brand yang sudah ada, sehingga dapat mengetahui USP, menentukan posisioning, strategi membangun kesadaran konsumen yang bisa diterima oleh akal, rasional atau emosional.
Katakanlah: Inilah jalanku: berdasarkan pemahaman yang sadar yang dapat diterima oleh akal, aku menyeru kalian kepada Allah, aku dan siapa saja yang mengikutiku.” (QS Yunus [10}: 108)

Tadabbur bermakna merenungkan, brief yang diterima dari client di baca dengan sebaik-baiknya untuk direnungkan, memperhatikan detail mandatorisnya, menganalisa gagasan agar pesan-pesan yang lahir bisa dipahami oleh target auiden, konsumen pun akan mencamkan pesan iklan ke dalam hatinya.
“… agar manusia merenungkan pesan-pesannya, dan agar mereka yang berakal sehat dapat mencamkannya dalam hati.” (QS Shad [38]: 29)

Tafaqquh berarti sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam memahami brief, data, informasi, hasil riset dari ACNielsen atau RSI (Research Survey Indonesia) maupun pengamatan langsung terhadap perilaku konsumen untuk mendapatkan data yang valid, dengan begitu bisa menangkap keinginan yang menjadi kebutuhan target market. Benar adanya, bahwa konsumen sangat memerlukan produk yang diiklankan.
“Perhatikanlah berapa banyak penjelasan yang Kami berikan kepada ayat-ayat ini agar mereka bersungguh-sungguh memahami kebenaran.” (QS Al-An’am [6]:65)

Tadzakkur bermakna camkan. Mencamkan dalam pikiran atau hati sebagai spirit dalam menghayati produk/brand yang sedang ditangani, bila perlu kita pakai, dicoba, dirasakan untuk mengenal karakteristik produk secara totalitas, agar kita merasakan menjadi bagian dari produk itu sendiri.
“Dan Dia menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mencamkannya dalam pikiran.” (QS Al-Baqarah [2]: 221)
“Sungguh, Kami telah menguraikan ayat-ayat ini kepada orang-orang yang mau mencamkan dalam hati.” (QS Al-Ra’d [13]: 19)

Mencamkan produk dengan kesungguhan hati, bisa jadi pesan-pesan kreatif yang lahir sesuai fitrahnya, sesuai dengan kebutuhan konsumen, iklan yang disampaikan ke khalayak akan menancap di hati.

I’tibar artinya pembelajaran, dengan mengenal produk competitor kita dapat mengambil pelajaran yang lebih baik lagi. Produk dengan berbabagi merek dibedah satu-persatu, di komparasi mulai dari harga sampai benefitnya, dari kelemahan sampai kelebihan kompetitor untuk dianalisis secara kritis, tajam dan akurat sehingga tidak membuat kesalahan yang sama atau membuat ide kreatif yang sudah dilakukan oleh produk/brand lain.
“Perhatikanlah, sesungguhnya terdapat suatu pelajaran bagi mereka yang berpandangan tajam.” (QS Al-Imran [3]: 13)

Pembelajaran yang dituntut selalu berpikir kritis dan tajam terdapat juga di QS Al-Nur [24]: 44, QS Al-Hasyr [59]:2, QS Yusuf [12]: 111, QS Al Qamar [54]: 51.

Ta’aqqul bermakna temukan, sebagai orang kreatif diharapkan berpikir dengan benar, lurus, jujur dalam menemukan ide. Mengoptimalkan panca indera, mendayagunakan mata, teliga dan hati dengan mendengarkan keinginan target market.

Bayangkan jika sesuatu ide yang ditemukan tidak dilandasi oleh kejernihan hati dan memahami target audien dengan hati yang benar. Tentu, ide yang kreatif malahan menimbulkan kemudaratan bagi khalayak, pesan iklan bisa menuai polemik di masyarakat.
“Lalu, apakah mereka tidak pernah melakukan perjalanan di muka bumi agar hati mereka menemukan kebijaksanaan dan menyebabkan telinga mereka mendengar.” QS Al Hajj [22]: 46, QS Al A’raf [7]: 179 dan QS Al-Anfal [8]: 22 yang berpesan: “Sesungguhnya, yang paling buruk di antara semua makhluk di sisi Allah adalah mereka yang tuli dan bisu, yang tidak menggunakan akal mereka.”

Tawassum bisa diterjemahkan simbolis, dimana seorang kreatif mampu membaca tanda-tanda yang tersirat maupun yang tersurat, baik yang melekat pada produk atau brand maupun yang terlihat, hal ini dapat diasumsi dengan intuisi atau melalui imajinasi dalam mengeksloprasi gagasan, mungkin kalau menurut istilah Budiman Hakim, lanturan tapi relevan.
“Sungguh, dalam semua ini terdapat pesan bagi mereka yang dapat membaca tanda-tanda.” QS Al Hijr [15]: 75

Problematika, masalah, kasus memasarkan produk dengan mengemasnya menjadi pesan iklan yang asyik dan mengelitik hasrat konsumen, menjadi tantangan adrenalin sang kreator periklanan.

Betapa banyak peringatan Allah yang Maha Kreatif tentang menggunakan pikirannya mengingatkan kepada insan kreatif mendayagunakan pikirannya untuk menciptakan pesan- iklan yang sehat dan memberi martabat. (Diolah oleh eki thadan dari buku Islamic Creative Thinking: Berpikir Kreatif Berdasarkan Metode Qurani, Penulis : Jamal Badi dan Mustapha Tajdin)